in984-Bingkai-kemuliaan-bintang-dan-bulan

▼

Pada bulan Ogos di Malaysia, jalur merah dan putih yang cemerlang berterbangan di jalan dan lorong. Ia adalah bendera kebangsaan bulan sabit bintang yang terbentang dalam kegemilangan Bulan Kemerdekaan. Jika anda mengambil bingkai foto bijirin kayu yang bertatahkan bunga raya pada masa ini, anda dapat merasakan ketabahan dan toleransi yang paling mendalam di tanah ini. Tepi kayu bingkai foto diukir dengan empat belas garis selari, sama seperti empat belas jalur pada bendera negara, menghubungkan degupan jantung yang sama bagi pelbagai kumpulan etnik. Kelopak bunga raya di tengah disusun dan terbentang, sama seperti gabungan dan simbiosis budaya pelbagai kumpulan etnik – benang sari emas orang Melayu, kelopak merah orang Cina, dan urat biru orang Hindu, terjalin menjadi totem kebangsaan yang lengkap di dalam sempadan bingkai. Kebijaksanaan inklusif ini membolehkan Malaysia berdiri teguh dalam menghadapi badai. Kuasa paling berharga bagi bingkai foto ialah ia menangkap kepercayaan abadi. Sama seperti manuskrip asal Deklarasi Kemerdekaan yang dipelihara di muzium, totem bintang dan bulan dalam bingkai bukan sahaja menjadi saksi sejarah, tetapi juga suar yang menerangi jalan ke hadapan. Apabila generasi muda melihat kembali perjuangan ibu bapa mereka melalui ruang kecil ini, detik-detik perpaduan merentasi halangan kaum dan tokoh-tokoh yang berdedikasi menjaga akar budaya semuanya menjadi penggerak untuk mereka terus maju. Dalam musim bintang, bulan dan bunga raya ini, marilah kita menggunakan bingkai foto untuk mengekalkan ingatan kolektif negara kita dan biarkan empat belas sinar cahaya bersinar selama-lamanya di rumah kita bersama. Apabila setiap rakyat Malaysia menjadi bingkai yang melindungi gambar ini, tanah ini pasti akan mekar dengan bunga tamadun yang lebih cemerlang.

In August, the streets of Malaysia are filled with red and white stripes, as the crescent-shaped national flag stretches out in the glory of the Independence Month. If you hold up a wooden frame with hibiscus flowers, you can feel the deepest tenacity and tolerance of this land. The wooden edge of the frame is engraved with fourteen parallel lines, just like the fourteen stripes on the national flag, connecting the common heartbeat of the diverse ethnic groups. The hibiscus petals in the middle are stacked and stretched, just like the fusion and symbiosis of the cultures of various ethnic groups – the golden stamens of the Malays, the crimson petals of the Chinese, and the blue textures of the Hindus, interweaving into a complete national totem within the borders of the frame. This inclusive wisdom allows Malaysia to always stand tall in the wind and rain. The most precious power of the frame lies in freezing the eternal belief. Just like the original manuscript of the Declaration of Independence preserved in the museum, the crescent-shaped totem in the frame is not only a witness to history, but also a beacon that illuminates the way forward. When the younger generation looks back at the struggles of their parents through this small space, those moments of unity across racial barriers, those persistent figures who guard the cultural roots, all become the power to forge ahead. In this season of stars, moon and hibiscus flowers, let us use photo frames to decorate the collective memory of the nation, and let the fourteen rays of light shine forever in our common home. When every Malaysian becomes a photo frame to protect this picture, this land will surely bloom with a more brilliant flower of civilization.